Entri Populer

Jumat, 24 Februari 2012

Mimpi 31-12-2012


Namaku Vina. Aku ini cewek loh-..- Jadi ceritanya, ini itu pas perpisahan kelas 9. Kan aku nyukai Hima. Dia itu gak ganteng sih, eksis, dan menurutku lumayan baik. Tapi dia itu selalu lihat orang dari luarnya aja, dari keeksisan, kecantikan, dan lain-lain. Ya begitulah. Yuk langsung aja.
Naaahh sebelum berangkat rekreasi itu kumpul di kelas. Duduknya itu menurut absen. Satu bangku untuk empat orang. Aku duduk di bangku paling depan sebelahnya pintu. Satu bangku itu ada aku, Hima, Nadya, sama gatau sapa pokoknya cowok satunya. Miko mungkin ya. Aku gak nyangka bakal sebangku sama Hima.
Awalnya itu Nadya udah ngobrol asik sama cowok sebelahnya. Lha aku kan garing, yauda aku memulai pembicaraan.
"Him, kok garing gini yo?" , kataku.                                                      
"Iyo, mboh. Gurune yo gak dateng dateng" , jawab Hima.
"iyoo." , balasku
Terus Hima itu ngeluarin hpnya. Ternyata dia punya dua hape. Yang satu Blackberry, yg satunya hape touchscreen super imut. Terus dia itu mainin BB-nya. Aku penasaran sama hape touchscreen-nya, jadi aku berniat buat pinjem.
"Him, itu yg kecil hape ta?"
"Iya"
"Boleh pinjem?" , pintaku.
"Buat apa?"
"Lihat-lihat aja. Bentuknya kecil, imut"
"Iyaaa hehe, ak dikasih mbakku itu" , jawabnya dengan senyum.
Terus dia ngasihin hpnya. Kelas mulai agak sunyi. Tiba-tiba ada suara mengejutkan dari belakang. "Bruaaakk, byooorr, uhuk!" . Semua kaget. Eeeehh ternyata Diego -___- malah sampe muntah, nggilani. Mesti suara batuknya itu khas. Kayak suara kuda nil gitu haha.
Beberapa lama kemudian, Bu Bad datang, lalu memberi pengarahan sedikit. Beliau menyuruh kita sekelas segera masuk ke mobil yang sudah disediakan oleh sekolah. Ada banyak mobil berjejeran. Aku semobil sama Hima, terus sama dua orang lagi gatau siapa, lupa. Aku juga bingung kenapa kok aku semobil sama Hima. Kalo aku semobil sama Hima, berarti aku juga semobil sama Nadya dan cowoknya. Tapi ini enggak. Entahlah, suatu berkah mungkin.
Perjalanan menuju Bali pun dimulai. Ohya, Bu Bad mengharuskan untuk harus selalu kemana-mana sama temen satu mobilnya. Perjalanan kesana sangat lama. Berangkat dari sekolah pukul 10 pagi, sampai di Bali keesokkan harinya pukul 7 pagi. Sesampainya di Bali kami langsung menuju hotel. Ya tentu saja gak mungkin aku sekamar sama Hima. Gila aja-_- Kami disuruh beristirahat sejenak dan harus sudah siap di dalam bis pukul setengah 10.
Pukul setengah 10, kami sudah bersiap di bis seperti yang sudah diperintahkan oleh guru. Oke, kunjungan pertama itu ke toko baju. Kalo gak salah namanya Joger. Ya kan? Karena perintah dari Bu Bad itu, terpaksa sambil milih-milih baju aku harus sama Hima dan dua orang gak jelas tadi terus. Hima juga, pas Hima milih-milih baju, aku dan dua teman gak jelas tadi pasti juga ada disebelahnya. Risih rasanya, tapi nge-fly juga :D Di tengah acara terbang melayangku,  dia itu nyebelin banget. Dia ngeyelan. Udah tak bilangin jangan beli yang itu malah dibeli. Padahal kan model baju yang dia beli itu gak cocok sama badannya. Hhh. Terserah dialah, orang dia yang beli juga.
Waktu berbelanja baju telah selesai. Saatnya kembali ke mobil untuk melanjutkan perjalanan. Kunjungan kedua adalah makan. Kami berhenti di sebuah restoran cukup besar yang telah dipesan oleh sekolah. Disanapun kami masih harus satu meja sama seperti di mobil. Yaahh, aku barengan sama Hima dan dua teman lagi deh. Udahlah, gakpenting. Kami makan berbagai macam makanan di restoran tersebut. Makanan dan minumannya sangat delicious.
Setelah makan siang, hari sudah sore menjelang maghrib pas banget buat ke pantai. Apalagi untuk lihat matahari terbenam. Pas di pantai, kita dikasih kebebasan buat gak bareng sama temen semobil. Hima mulai deh nyari-nyari temen cewek. Dia itu mau ngajak Angelica anak 9c. Dan beruntungnya dia, dia berhasil melihat matahari terbenam bareng Angelica dan ditambah dengan adanya Bino, sahabatnya. Awalnya aku sendirian karena emang aku gak punya pacar dan gebetanku udah sama orang lain. Jadinya aku sama Nesha deh.
Matahari pun terbenam, saatnya makan malam. Kali ini kebebasan udah gak berlaku lagi. Seperti biasa, aku sama teman semobilku tadi itu. Setelah makan malam, kami tidak diperbolehkan kembali ke hotel. Dan kami juga diperbolehkan-atau lebih tepatnya- disuruh ke pantai bersama siapapun yang kita mau. Jadi gak bareng sama teman semobil lagi.
Ternyata malam ini dibuat untuk melihat bintang dan bulan di angkasa yang diiringi dengan suara ombak lautan di pantai. Mungkin bagi yang punya pacar ini adalah saat saat yang paling indah. Tidak bagiku. Lagi-lagi aku sendirian. Aku mencari Hima dan berharap dia belum mempunyai pasangan agar dapat menemaniku. Kulihat dia sedang mencari Angelica. Sepertinya dia mau mengajak Angelica melihat langit seperti yang dilakukan saat matahari terbenam tadi. Tapi sayang, Hima udah keduluan sama Bino. Angelica udah ditemenin sama Bino. Yauda dia kecewa, dan aku masih sendirian. Lagian aku mau sama siapa? Nesha sudah sama Kresna juga. Daripada galau gak jelas, mending aku lihat langit sendirian aja sambil duduk diiringi musik ombak lautan Bali. Lalu, tiba-tiba Hima datengin aku kayak muka kecewa gitu. Aku udah duga sih kalo dia bakal sedih dan kecewa. Supaya aku kelihatan perhatian, aku tanya
"Lho, Him, kamu kenapa?"
"Gapapa vin"
"Iyata?"
"Aku cuma kecewa."
"Sini, duduk Him. Kecewa kenapa?"
"Sahabatku sendri ngerebut gebetanku"
"Gebetanmu? Angelica?"
"Iya. Tadi aku liat Bino sama Angelica duduk berdua disana"
"Walah, sabar yaa. Udahlah, gausa dipikirin. Nikmatin pantai
sama langitnya aja disini"
"Iya vin."
Dia langsung duduk di sebelahku. Aku ndredek. Aku seneng banget dia duduk di sebelahku, tapi aku juga ngerasa sedih. Kasian banget dia digituin sama sahabatnya sendiri. Bener-bener gakpunya hati itu sahabatnya.
Setelah terperangkap dalam konflik batin, aku memandangi  ombak yang maju mundur, langit yang bertabur bintang, sambil berkata dalam hati. Baguuuuss banget. Di saat aku sedang asyik-asyiknya memandang pemandangan yang indah itu, Hima mengagetkanku. Dia nunjukin bulan ke aku.
"Eh vin, bulannya itu bagus banget ya?" , tunjuknya.
"Mana sih?"
"Ituuuu" , sambil menunjukkan dengan jarinya
"Ooohh iyaa Him. Yang bulet kuning itu kan?"
“Iya. Itu bulan purnama.”
“Indah banget ya, Him. Sempurna.” , kataku.
"Sesempurna kamu"
"Ha?"
"Ngg enggak-enggak kok, gapapa" , jawabnya terbata-bata
"Heaa"
Keesokan harinya kami pulang dari rekreasi yang tak terlupakan di Bali menuju ke sekolah. Saat perjalanan. kan rambutku masih aku kuncir (iket). Pas di mobil, gatau kenapa aku ngantuk banget. Mungkin karena kecapekan. Tapi, masa’ liburan malah capek? Abaikan. Ohya, terus kan aku ngantuk. Aku mau bersandar di kursi mobil buat tidur. Gak enak kan kalo masih kunciran terus nyandar di kursi? Rasanya kayak ada bendolan gitu di belakang kepala. Agar tidurku nyaman, aku lepas  kuncirku. Sambil aku rapiin gitu. Kemudian, Hima ngomong,
"Vin, gini dong sekali-sekali diurai. Biar gal keliatan culun"
"Loh emang kenapa?" , tanyaku.
"Kamu cantik kalo diurai"
"Iyata, makasih haha" , jawabku sambil tersipu malu.
Haduuuuhh, yaampuun, aku meleleh setelah Hima bilang gitu ke aku. Rasanya kayak terbang ke awan lalu seluncur di atas pelangi, dan meleleh di kutub selatan. Berlebihan dan gak nyambung.
Meskipun habis seneng gak karuan, aku tetep aja masih ngantuk banget. Aku tidur deh. Lagi enak-enaknya berpetualang di alam mimpi, aku terbangun garagara lonjakkan mobil yang terkena polisi tidur yang lumayan. Akibatnya, aku sedikit agak-agak membuka mataku. Aku heran, kok pandanganku miring? Ternyata aku gak nyadar di kursi mobil, malah aku nyandar di bahu kirinya Hima.
Aku tidak langsung menegakkan tubuhku, ini adalah sebuah kesempatan langka, gumamku. Kupikir Hima juga tidur, rupanya dia belum tidur. Dia masih memainkan jari-jarinya di atas keypad BB-nya. Mataku mengintip dengan hati-hati ke arah layar BB-nya untuk mengetahui apa yang sedang dia lakukan. Rupanya dia sedang menulis diary di MemoPad BB. Gak nyangka, cowok seeksis dia bisa juga nulis-nulis diary gitu. Aku tertawa kecil dalam hati. Aku melihat beberapa kalimat yang dia tulis. Dia menulis diary dengan ukuran font yang menurutku sangat kecil. Untungnya mataku masih cukup sehat dan mampu membaca tulisan seperti itu. Kalo gak salah isinya gini:
"Kemarin aku kecewa sama Bino. Dia ngerebut Angelica dari aku. Padahal kan dia sahabatku dan dia juga tau aku suka sama Angelica. Tapi gapapa, aku harus move on. Lagian sekarang udah ada Vina. Dan selama perpisahan kelas 9 ini aku sama dia terus, aku juga ngerasa nyaman-nyaman aja. Dia baik, lembut, dan ternyata gak culun. Dulu aku kira dia culun, trnyata engga. Dia cantik banget apalagi pas rambutnya diurai."
Waoooooowww :3 Aku makin leleh aja. Kayaknya dia mulai curiga kalo aku ternyata gak tidur, dengan cepat aku menutup mataku lagi, dan coba untuk tidur lagi. Aku masih juga belum ngelepasin sandaranku di bahunya.
Beberapa jam kemudian, kami sampai di sekolah. Dia ngebangunin aku. Waktu yang begitu lama gak terasa karena aku tidur. Apalagi tidur bersandar di bahunya. Hehe.
Seluruh siswa disuruh untuk memasuki kelasnya masing-masing. Pas di kelas aku duduk seperti yang tadi itu, yang ada Nadya dan cowoknya. Biasalah, gurunya selalu telat dateng. Daripada bosen, aku ngeluarin BB-ku buat main. Hima juga ikutan ngeluarin BB. Kelamaan main juga bosen, jadi aku naruh BB-ku diatas meja. Lalu dia pinjem BB-ku, ya aku memperbolehkannya tanpa ada pikiran apapun. Terus aku keingetan kalo aku nyimpen beberapa fotonya. Aku langsung agak panik. Dia pergi ke kursi yang agak-agak ke belakang sambil bawa BB-ku di tangannya. Aku ditinggal.
Tak lama, Diego dateng ke tempatku-___-
"Vin, gimana liburanmu?"
"Asiiiikk banget. Kalo kamu?" , jawabku dengan semangat.
"Enak ya kamu liburan sama orang yang disukai."
"Ha? Siapa?" , jawabku sedikit bingung.
"Gajadi wes. Andaikan aku liburannya sama kamu"
"Leh, lapose Go. Kamu kan udah sama Melly dkk juga"
"Iyase, udahlah"
Ketika Diego kembali ke tempatnya, Hima dateng. Dia menyadari kalo aku nyimpen fotonya. Dia tanya, "Vin, kamu nyukai aku?" Aku kaget, gabisa ngomong apa-apa.
"Bener ta kmu nyukai aku?" , tanyanya memperjelas.
"Loh kok kmu tiba-tiba tanya gitu?" , jawabku gugup.
"Aku liat album fotomu, kamu nyimpen beberapa fotoku. Buat
apa itu?"
"Yaaa aku nyimpen aja"
"Ohh gitu. Vin, sini deh ikut aku."
Dia ngajak aku keluar kelas. Aku juga gatau dia mau ngapain sampe ngajak aku keluar kelas segala. Lalu….
"Vin, kalo kamu suka sama aku. Aku juga suka sama kamu kok.
Kamu udah ngerubah aku. Dulu aku selalu liat apapun dari
cover-nya, semenjak ada kamu, aku jadi liat dari hati. Aku juga
bisa ngerelain Angelica sama Bino. Vin, aku nyaman deket sama
kamu. Kamu mau gak jadi pacarku?" , katanya.
"*speechless* be..be..beneran??" , tanyaku sedikit shock.
"Iya vin"
"Iya Him, aku mau kok :)"
"Makasih ya Vin, aku sayaaaanngg banget sama kamu."
"Aku juga kok, Him"
"Yuk, masuk lagi." , ajaknya.
"Yuk"
Bu Bad datang, lalu beliau memberi motivasi bla bla bla. Setelah itu anak-anak disuruh pulang. Sebelum pulang, Diego nyamperin aku lagi.
"Vin, kamu mau gak jadi pacarku?"
"Maaf Go, aku gabisa. Aku udah sama Hima. Maaaff banget Go.
Sama Nesha sana lo"
"Lhoo, yaweslah vin :("
Nyebelin banget. Ngapain sih Diego itu, hiiihh! ЩДºщ)
Besoknya, aku sepedaan bareng sama Hima ke bungkul. Aku ketemu temen-temennya Hima yang eksis-eksis itu. Dan dia juga ngenalin aku ke temen-temennya sebagai Pacarnya Hima. SELESAIIII~ Semoga aja itu jadi kenyataan. Amiiinn :D

Don’t judge the people from the cover and Let it flow”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar