Entri Populer
-
Hari ini bakal dijadwalin buat jemput papa di juanda. Males banget jemput di juanda yg jauhnya ga ketulungan dari rumah. Ga jauh jauh amat s...
-
IBU M atamu berikan kasih sayang O bat dalam menjalani hidup C anda hiburmu mampu menghapus tangisku I ndah senyummu bagaikan bunga nan cant...
Jumat, 24 Februari 2012
Mimpi 31-12-2012
Namaku Vina. Aku
ini cewek loh-..- Jadi ceritanya, ini itu pas perpisahan kelas 9. Kan aku
nyukai Hima. Dia itu gak ganteng sih, eksis, dan menurutku lumayan baik. Tapi
dia itu selalu lihat orang dari luarnya aja, dari keeksisan, kecantikan, dan
lain-lain. Ya begitulah. Yuk langsung aja.
Naaahh sebelum berangkat
rekreasi itu kumpul di kelas. Duduknya itu menurut absen. Satu bangku untuk empat
orang. Aku duduk di bangku paling depan sebelahnya pintu. Satu bangku itu ada
aku, Hima, Nadya, sama gatau sapa pokoknya cowok satunya. Miko mungkin ya. Aku
gak nyangka bakal sebangku sama Hima.
Awalnya itu Nadya
udah ngobrol asik sama cowok sebelahnya. Lha aku kan garing, yauda aku memulai
pembicaraan.
"Him, kok garing gini yo?" , kataku.
"Iyo, mboh.
Gurune yo gak dateng dateng" , jawab Hima.
"iyoo."
, balasku
Terus Hima itu
ngeluarin hpnya. Ternyata dia punya dua hape. Yang satu Blackberry, yg satunya hape touchscreen
super imut. Terus dia itu mainin BB-nya. Aku penasaran sama hape touchscreen-nya,
jadi aku berniat buat pinjem.
"Him, itu yg
kecil hape ta?"
"Iya"
"Boleh
pinjem?" , pintaku.
"Buat
apa?"
"Lihat-lihat
aja. Bentuknya kecil, imut"
"Iyaaa hehe,
ak dikasih mbakku itu" , jawabnya dengan senyum.
Terus dia ngasihin
hpnya. Kelas mulai agak sunyi. Tiba-tiba ada suara mengejutkan dari belakang. "Bruaaakk, byooorr, uhuk!" . Semua
kaget. Eeeehh ternyata Diego -___- malah sampe muntah, nggilani. Mesti suara
batuknya itu khas. Kayak suara kuda nil gitu haha.
Beberapa lama
kemudian, Bu Bad datang, lalu memberi pengarahan sedikit. Beliau menyuruh kita
sekelas segera masuk ke mobil yang sudah disediakan oleh sekolah. Ada banyak
mobil berjejeran. Aku semobil sama Hima, terus sama dua orang lagi gatau siapa,
lupa. Aku juga bingung kenapa kok aku semobil sama Hima. Kalo aku semobil sama Hima,
berarti aku juga semobil sama Nadya dan cowoknya. Tapi ini enggak. Entahlah,
suatu berkah mungkin.
Perjalanan menuju
Bali pun dimulai. Ohya, Bu Bad mengharuskan untuk harus selalu kemana-mana sama
temen satu mobilnya. Perjalanan kesana sangat lama. Berangkat dari sekolah pukul
10 pagi, sampai di Bali keesokkan harinya pukul 7 pagi. Sesampainya di Bali
kami langsung menuju hotel. Ya tentu saja gak mungkin aku sekamar sama Hima.
Gila aja-_- Kami disuruh beristirahat sejenak dan harus sudah siap di dalam bis
pukul setengah 10.
Pukul setengah 10,
kami sudah bersiap di bis seperti yang sudah diperintahkan oleh guru. Oke,
kunjungan pertama itu ke toko baju. Kalo gak salah namanya Joger. Ya kan?
Karena perintah dari Bu Bad itu, terpaksa sambil milih-milih baju aku harus sama
Hima dan dua orang gak jelas tadi terus. Hima juga, pas Hima milih-milih baju,
aku dan dua teman gak jelas tadi pasti juga ada disebelahnya. Risih rasanya,
tapi nge-fly juga :D Di tengah acara
terbang melayangku, dia itu nyebelin
banget. Dia ngeyelan. Udah tak bilangin jangan beli yang itu malah dibeli. Padahal
kan model baju yang dia beli itu gak cocok sama badannya. Hhh. Terserah dialah,
orang dia yang beli juga.
Waktu berbelanja
baju telah selesai. Saatnya kembali ke mobil untuk melanjutkan perjalanan.
Kunjungan kedua adalah makan. Kami berhenti di sebuah restoran cukup besar yang
telah dipesan oleh sekolah. Disanapun kami masih harus satu meja sama seperti
di mobil. Yaahh, aku barengan sama Hima dan dua teman lagi deh. Udahlah,
gakpenting. Kami makan berbagai macam makanan di restoran tersebut. Makanan dan
minumannya sangat delicious.
Setelah makan
siang, hari sudah sore menjelang maghrib pas banget buat ke pantai. Apalagi
untuk lihat matahari terbenam. Pas di pantai, kita dikasih kebebasan buat gak bareng
sama temen semobil. Hima mulai deh nyari-nyari temen cewek. Dia itu mau ngajak Angelica
anak 9c. Dan beruntungnya dia, dia berhasil melihat matahari terbenam bareng Angelica
dan ditambah dengan adanya Bino, sahabatnya. Awalnya aku sendirian karena emang
aku gak punya pacar dan gebetanku udah sama orang lain. Jadinya aku sama Nesha
deh.
Matahari pun
terbenam, saatnya makan malam. Kali ini kebebasan udah gak berlaku lagi.
Seperti biasa, aku sama teman semobilku tadi itu. Setelah makan malam, kami
tidak diperbolehkan kembali ke hotel. Dan kami juga diperbolehkan-atau lebih
tepatnya- disuruh ke pantai bersama siapapun yang kita mau. Jadi gak bareng
sama teman semobil lagi.
Ternyata malam ini
dibuat untuk melihat bintang dan bulan di angkasa yang diiringi dengan suara
ombak lautan di pantai. Mungkin bagi yang punya pacar ini adalah saat saat yang
paling indah. Tidak bagiku. Lagi-lagi aku sendirian. Aku mencari Hima dan
berharap dia belum mempunyai pasangan agar dapat menemaniku. Kulihat dia sedang
mencari Angelica. Sepertinya dia mau mengajak Angelica melihat langit seperti
yang dilakukan saat matahari terbenam tadi. Tapi sayang, Hima udah keduluan
sama Bino. Angelica udah ditemenin sama Bino. Yauda dia kecewa, dan aku masih
sendirian. Lagian aku mau sama siapa? Nesha sudah sama Kresna juga. Daripada
galau gak jelas, mending aku lihat langit sendirian aja sambil duduk diiringi
musik ombak lautan Bali. Lalu, tiba-tiba Hima datengin aku kayak muka kecewa
gitu. Aku udah duga sih kalo dia bakal sedih dan kecewa. Supaya aku kelihatan
perhatian, aku tanya
"Lho, Him,
kamu kenapa?"
"Gapapa
vin"
"Iyata?"
"Aku cuma
kecewa."
"Sini, duduk Him.
Kecewa kenapa?"
"Sahabatku
sendri ngerebut gebetanku"
"Gebetanmu? Angelica?"
"Iya. Tadi aku
liat Bino sama Angelica duduk berdua disana"
"Walah, sabar
yaa. Udahlah, gausa dipikirin. Nikmatin pantai
sama langitnya aja
disini"
"Iya
vin."
Dia langsung duduk
di sebelahku. Aku ndredek. Aku seneng
banget dia duduk di sebelahku, tapi aku juga ngerasa sedih. Kasian banget dia
digituin sama sahabatnya sendiri. Bener-bener gakpunya hati itu sahabatnya.
Setelah
terperangkap dalam konflik batin, aku memandangi ombak yang maju mundur, langit yang bertabur bintang,
sambil berkata dalam hati. Baguuuuss banget. Di saat aku sedang asyik-asyiknya
memandang pemandangan yang indah itu, Hima mengagetkanku. Dia nunjukin bulan ke
aku.
"Eh vin,
bulannya itu bagus banget ya?" , tunjuknya.
"Mana
sih?"
"Ituuuu"
, sambil menunjukkan dengan jarinya
"Ooohh iyaa Him.
Yang bulet kuning itu kan?"
“Iya. Itu bulan
purnama.”
“Indah banget ya, Him.
Sempurna.” , kataku.
"Sesempurna
kamu"
"Ha?"
"Ngg enggak-enggak kok, gapapa" , jawabnya terbata-bata
"Ngg enggak-enggak kok, gapapa" , jawabnya terbata-bata
"Heaa"
Keesokan harinya
kami pulang dari rekreasi yang tak terlupakan di Bali menuju ke sekolah. Saat
perjalanan. kan rambutku masih aku kuncir (iket). Pas di mobil, gatau kenapa
aku ngantuk banget. Mungkin karena kecapekan. Tapi, masa’ liburan malah capek?
Abaikan. Ohya, terus kan aku ngantuk. Aku mau bersandar di kursi mobil buat
tidur. Gak enak kan kalo masih kunciran terus nyandar di kursi? Rasanya kayak
ada bendolan gitu di belakang kepala.
Agar tidurku nyaman, aku lepas kuncirku.
Sambil aku rapiin gitu. Kemudian, Hima ngomong,
"Vin, gini
dong sekali-sekali diurai. Biar gal keliatan culun"
"Loh emang
kenapa?" , tanyaku.
"Kamu cantik
kalo diurai"
"Iyata,
makasih haha" , jawabku sambil tersipu malu.
Haduuuuhh, yaampuun,
aku meleleh setelah Hima bilang gitu ke aku. Rasanya kayak terbang ke awan lalu
seluncur di atas pelangi, dan meleleh di kutub selatan. Berlebihan dan gak
nyambung.
Meskipun habis
seneng gak karuan, aku tetep aja
masih ngantuk banget. Aku tidur deh. Lagi enak-enaknya berpetualang di alam
mimpi, aku terbangun garagara lonjakkan mobil yang terkena polisi tidur yang lumayan. Akibatnya, aku sedikit agak-agak membuka
mataku. Aku heran, kok pandanganku miring? Ternyata aku gak nyadar di kursi
mobil, malah aku nyandar di bahu kirinya Hima.
Aku tidak langsung
menegakkan tubuhku, ini adalah sebuah kesempatan langka, gumamku. Kupikir Hima
juga tidur, rupanya dia belum tidur. Dia masih memainkan jari-jarinya di atas keypad BB-nya. Mataku mengintip dengan
hati-hati ke arah layar BB-nya untuk mengetahui apa yang sedang dia lakukan.
Rupanya dia sedang menulis diary di MemoPad BB. Gak nyangka, cowok seeksis
dia bisa juga nulis-nulis diary gitu.
Aku tertawa kecil dalam hati. Aku melihat beberapa kalimat yang dia tulis. Dia
menulis diary dengan ukuran font yang menurutku sangat kecil.
Untungnya mataku masih cukup sehat dan mampu membaca tulisan seperti itu. Kalo
gak salah isinya gini:
"Kemarin aku kecewa sama
Bino. Dia ngerebut Angelica dari aku. Padahal kan dia sahabatku dan dia juga
tau aku suka sama Angelica. Tapi gapapa, aku harus move on. Lagian sekarang udah
ada Vina. Dan selama perpisahan kelas 9 ini aku sama dia terus, aku juga
ngerasa nyaman-nyaman aja. Dia baik, lembut, dan ternyata gak culun. Dulu aku
kira dia culun, trnyata engga. Dia cantik banget apalagi pas rambutnya
diurai."
Waoooooowww :3 Aku
makin leleh aja. Kayaknya dia mulai curiga kalo aku ternyata gak tidur, dengan
cepat aku menutup mataku lagi, dan coba untuk tidur lagi. Aku masih juga belum ngelepasin
sandaranku di bahunya.
Beberapa jam
kemudian, kami sampai di sekolah. Dia ngebangunin aku. Waktu yang begitu lama
gak terasa karena aku tidur. Apalagi tidur bersandar di bahunya. Hehe.
Seluruh siswa
disuruh untuk memasuki kelasnya masing-masing. Pas di kelas aku duduk seperti yang
tadi itu, yang ada Nadya dan cowoknya. Biasalah, gurunya selalu telat dateng.
Daripada bosen, aku ngeluarin BB-ku buat main. Hima juga ikutan ngeluarin BB.
Kelamaan main juga bosen, jadi aku naruh BB-ku diatas meja. Lalu dia pinjem
BB-ku, ya aku memperbolehkannya tanpa ada pikiran apapun. Terus aku keingetan
kalo aku nyimpen beberapa fotonya. Aku langsung agak panik. Dia pergi ke kursi
yang agak-agak ke belakang sambil bawa BB-ku di tangannya. Aku ditinggal.
Tak lama, Diego
dateng ke tempatku-___-
"Vin, gimana
liburanmu?"
"Asiiiikk
banget. Kalo kamu?" , jawabku dengan semangat.
"Enak ya kamu
liburan sama orang yang disukai."
"Ha?
Siapa?" , jawabku sedikit bingung.
"Gajadi wes.
Andaikan aku liburannya sama kamu"
"Leh, lapose Go.
Kamu kan udah sama Melly dkk juga"
"Iyase,
udahlah"
Ketika Diego
kembali ke tempatnya, Hima dateng. Dia menyadari kalo aku nyimpen fotonya. Dia
tanya, "Vin, kamu nyukai aku?" Aku kaget, gabisa ngomong apa-apa.
"Bener ta kmu
nyukai aku?" , tanyanya memperjelas.
"Loh kok kmu
tiba-tiba tanya gitu?" , jawabku gugup.
"Aku liat
album fotomu, kamu nyimpen beberapa fotoku. Buat
apa itu?"
"Yaaa aku
nyimpen aja"
"Ohh gitu. Vin,
sini deh ikut aku."
Dia ngajak aku
keluar kelas. Aku juga gatau dia mau ngapain sampe ngajak aku keluar kelas
segala. Lalu….
"Vin, kalo kamu
suka sama aku. Aku juga suka sama kamu kok.
Kamu udah ngerubah
aku. Dulu aku selalu liat apapun dari
cover-nya, semenjak ada kamu, aku jadi liat
dari hati. Aku juga
bisa ngerelain Angelica
sama Bino. Vin, aku nyaman deket sama
kamu. Kamu mau gak
jadi pacarku?" , katanya.
"*speechless*
be..be..beneran??" , tanyaku sedikit shock.
"Iya
vin"
"Iya Him, aku
mau kok :)"
"Makasih ya Vin,
aku sayaaaanngg banget sama kamu."
"Aku juga
kok, Him"
"Yuk, masuk
lagi." , ajaknya.
"Yuk"
Bu Bad datang,
lalu beliau memberi motivasi bla bla bla. Setelah itu anak-anak disuruh pulang.
Sebelum pulang, Diego nyamperin aku lagi.
"Vin, kamu
mau gak jadi pacarku?"
"Maaf Go, aku
gabisa. Aku udah sama Hima. Maaaff banget Go.
Sama Nesha sana lo"
"Lhoo,
yaweslah vin :("
Nyebelin banget.
Ngapain sih Diego itu, hiiihh! Щ(ºДºщ)
Besoknya, aku
sepedaan bareng sama Hima ke bungkul. Aku ketemu temen-temennya Hima yang
eksis-eksis itu. Dan dia juga ngenalin aku ke temen-temennya sebagai Pacarnya Hima.
SELESAIIII~ Semoga aja itu jadi kenyataan. Amiiinn :D
“Don’t
judge the people from the cover and Let it flow”
Langganan:
Postingan (Atom)